Beras Sebagai Makanan Pokok

Rabu, 20 Juni 2012


SURABAYA - Beras mungkin adalah salah satu komoditas utama, dan favorit dari seluruh penduduk yang ada di muka Bumi ini. Beras sendiri boleh kita nobatkan sebagai ‘Makanan Pokok, dan Paling Utama di setiap Menu Makanan’. Penobatan, dan gelar itu tidak semata – mata tanpa alasan, karena telah tercipta sebuah mindset, dan opini di benak bahkan ‘perut’ kita yang meyakini bahwa ‘makan belum lah kenyang tanpa nasi’ atau mungkin ‘tidak mantap rasanya makan tanpa nasi’. Dari sugesti - sugesti tersebut, semakin jelas bahwa kehadiran nasi merupakan sesuatu yang sangat krusial di dalam manusia.

Tapi tahukah kita apa yang membuat nasi menjadi sangat istimewa, dan menjadi makanan pokok Abadi kita? Secara sepintas lalu tentunya kita semua sudah sangat mahfum jika berasal dari Beras. Beras seperti kita kenal sebelumnya adalah hasil penggilinganyang diperoleh dari bulir padi (gabah) yang dipisahkan dari Sekam (Jawa merang), secara alamiah Sekam disebut ‘palea’ (bagian yang ditutupi), dan ‘lemma’ (bagian yang menutupiDalam tahap pemrosesannya, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling atau istilah merakyat­-nya disebut dengan ‘selep’, sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam (tergantung varian padi nya), yang disebut beras.




Secara anatomis biji padi terbagi menjadi:
1). Aleuron, lapisan terluar dari beras yang terbuang dalam proses penggilingan Padi. Aleuron memiliki kandungan Vitamin, Mineral, dan Air yang cukup dominan
2). Endosperma, menjadi pokok dari kandungan Pati (sekitar 80-85%), dan Protein di dalam beras.
3). Embrio, merupakan calon tanaman baru (dalam beras embrio tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa yang lebih memasyarakat, embrio disebut sebagai mata beras


Kandungan Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
-). Amilosa, Pati yang memiliki struktur tidak bercabang
-). Amilopektin, Pati yang memiliki struktur bercabang, dan cenderung bersifat lengket

Warna (transparan atau tidak) Beras sangat dipengaruhi oleh perbandingan komposisi kedua golongan Pati ini, dan perbandingan komposisi Pati juga dapat mempengaruhi tekstur dari nasi (lengket, lunak, pulen, dan keras). Beras yang ber tekstur keras biasanya memiliki kandungan amilosa melebihi 20%, sehingga dapat membuat butiran nasinya terpencar-pencar (istilah Jawanya / yang lebih memasyarakat: kepyur – kepyur). Sedangkan Beras yang berwarna putih agak transparan hanya memiliki sedikit Aleuron, dan memiliki kandungan amilosa sekitar 20%. Beras ini menjadi komoditas favorit dari masyarakat, yang juga menjadi konsumsi harian kita.

Dengan segudang kandungan gizi di dalam beras, kita tidak akan secara sembarangan dalam memilih beras konsumsi yang dihadirkan di atas meja makan kita sebagai makanan pokok Keluarga. Berbagai varian jenis beras dengan bermacam – macam pilihan merk atau cap telah banyak dijual, dan beredar di masyarakat kita. Varian – varian beras itu ditentukan dengan variasi harga, dimulai dengan harga yang me ’rakyat’, hingga varian beras dengan harga yang se’langit’. Tentunya kita pasti akan bertanya apa yang membedakan harga beras tersebut, sehingga memunculkan jarak harga yang sedemikian murah nya, dan sedemikian tinggi nya.

Tentunya kita sudah mahfum, bahwa kebanyakan beras berharga mahal, salah satunya dipengaruhi oleh kemasan. Sangat banyak sekali Beras di luar sana yang berlomba – lomba menampilkan merk, dan cap yang mencolok mata, dengan varian warna nya yang ‘eye catching’, itu pun kadang masih dipengaruhi dengan kualitas printing (ber warna warni atau cetak sablon dengan dua warna saja). Berbagai inovasi produk pun masih terus berlanjut dengan dipilihnya kemasan mulai dari kemasan kedap udara, kemasan dengan laminasi, hingga kemasan dengan hologram yang banyak menghiasi produk – produk tersebut.

Disini seharusnya konsumen bijak dalam menyikapi produk, karena sering kali konsumen membeli beras hanya didasarkan pada menarik atau tidak nya kemasan beras di mata mereka. Bahwa fakta nya tidak semua beras dalam kemasan atraktif selalu enak, dan baik untuk dikonsumsi, karena kita harus mahfum itulah trik dagang yang dilancarkan oleh Sang Penggilingan beras untuk mendongkrak harga penjualan beras. Seharusnya Konsumen jeli dalam memilih produk beras, karena keutamaan harga beras sesungguhnya dipengaruhi oleh teknik pengolahan, hasil akhir (beras utuh, beras pecahan, atau beras medium) dan keadaan geografis lahannya. Beberapa beras yang dianggap enak di Jawa Timur konon berasal dari daerah Jember hingga Banyuwangi. Bahkan dipercaya beras atau padi yang dihasilkan oleh daerah ini memiliki tekstur yang pulen / punel, beraroma wangi, dan memiliki rasa yang enak.

Tulisan ini akan saya lanjutkan ke sebuah artikel beras yang akan saya post secepatnya, dimana saya akan membahas, sekaligus memberikan tips cara bijaksana dalam memilih beras konsumsi yang baik. Bukan dengan membeli beras lantaran kemasannya yang menarik.

***Dikutip dari blog kami Grosir-Kemiri***

0 komentar:

Posting Komentar