GATOT dan Nasi TIWUL |
Mungkin
sebagian dari kita akan tertawa mendengar nama makanan ini, sebuah nama yang
sangat identik dengan nuansa Pedesaan. Beberapa dari kita mungkin bahkan tidak
pernah tahu, bahkan melihat bentuk dari makanan bernama GATOT ini. Lantas
seperti apakah bentuk dari makanan bernama GATOT ini sebenarnya?
Jangan bayangkan GATOT
berpenampilan 'cantik' seperti TIWUL atau Nasi JAGUNG, karena GATOT dari
penampilan fisiknya bisa membuat beberapa orang tidak berselera untuk
memakannya karena warnanya yang hitam dan lengket (pada waktu awal Saya
melihatnya, Saya kira malah itu sejenis Lintah atau kerupuk rambak yang telah
dikeringkan karena bentuknya yang tidak menarik, dan berwarna kehitaman).
Seperti Saya
telah bahas diatas, GATOT berbahan dasar Singkong / Cassava yang telah
dikeringkan hingga menjadi Gaplek, namun uniknya justru yang dipilih sebagai
bahan dasar pembuatan GATOT justru dipilih dari Gaplek yang berwarna kehitaman.
Walaupun sampai detik ini saya juga masih bingung apa yang menyebabkan warnanya
jadi kehitaman. Dari beberapa sumber yang sempat Saya kumpulkan, mereka
mengatakan bahwa warna tersebut ternyata diperoleh akibat proses fermentasi
dari semacam jamur (Kapang) yang tumbuh akibat proses penjemurannya yang
relatif lama, dan disertai dengan proses menghujan - hujankan. Proses
fermentasi yang terjadi ini membuat unsur Pati di dalam singkon menjadi
rusak, dan lebih mudah dicerna apabila diproses.
GAPLEK (Singkong yang dikeringkan) |
Ini mungkin
bisa dikategorikan menjadi sebuah kearifan Nenek Moyang kita, bahkan kepandaian mereka dalam mengolah
makanan, bahkan mengetahui proses - proses tertentu dalam sebuah makanan hingga
makanan tersebut menjadi layak untuk dimakan dengan aman. Tanpa mengurangi
kekaguman kita akan kemampuan berpikir Nenek
Moyang, tidak ada salahnya jika kita juga menilik kandungan gizi yang dimiliki
oleh GATOT ini.
Kandungan Gizi yang terdapat di
dalam GATOT ternyata juga tidak kalah mengagumkannya dibanding dengan Kandungan
Gizi yang terdapat di dalam BERAS, TIWUL, dan Nasi JAGUNG. Kandungan Asam Amino
atau Protein dalam GATOT ternyata justru lebih besar dibanding kan
dengan bahan pembuatannya (Singkong), keberadaan Jamur yang memproduksi asam
amino dari bahan pati singkong ternyata memberikan kontribusi bagi kandungan
gizi di dalam GATOT.
Sedangkan
sumber Karbohidrat yang terkandung di dalam Gaplek sendiri ternyata lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan kandungan Karbohidrat di dalam Beras, karena
setiap 100 gr Gaplek mengandung 35,3 gram. Singkong dan olahannya juga memiliki
kandungan serat yang lebih tinggi daripada beras. Namun, kandungan zat lain
yang terdapat pada Singkong (Vitamin dan Mineral) relatif lebih
kecil daripada beras, terutama setelah diolah. Karena itu disarankan untuk
mengolah singkong menjadi pelengkap yang dikombinasikan dengan pangan lainnya
yang bergizi lebih tinggi akan sangat bermanfaat.
GATOT bisa juga disajikan sebagai Jajanan Pasar, dengan cara dicampur dengan parutan kelapa |
Kita
masih bisa menjumpai GATOT di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Wonogiri di Jawa
Tengah, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Blitar di Jawa Timur. Mungkin tampilannya
terlihat ngeri, tapi ada baiknya jika mempertimbangkan sederet kandungan gizi
yang terkandung di dalam GATOT yang telah saya jabarkan panjang lebar di atas.
Malah mungkin kalau boleh menyimpulkan, Saya beranggapan bahwa GATOT lebih
disarankan unytuk dikonsumsi daripada kita mengkonsumsi fastfood atau
junkfood yang dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit kardiovaskular dan obesitas.
Selain
kita ikut melestarikan salah satu Budaya Kuliner kita, kita juga dapat
memberikan asupan gizi yang layak bagi Keluarga kita.
Mari
Kita Budayakan Makanan Sehat, dan Berbudaya!
***dikutip dari berbagai sumber***
2 komentar:
bagus untuk pangan alternatif..
Terima kasih krn telah mengunjungi lapak kami.
Posting Komentar